Demikian dibawah ini teks terjemahan nas Imam Abu Hanifah dalam hal tersebut ( Rujuk kitab asal sepertimana yang telah di scan di atas) : “ Berkata Imam Abu Hanifah: Dan kami ( ulama Islam ) mengakui bahawa Allah ta’al ber istawa atas Arasy tanpa Dia memerlukan kepada Arasy dan Dia tidak bertetap di atas Arasy, Dialah menjaga Arasy dan selain Arasy tanpa memerlukan Arasy, sekiranya dikatakan Allah memerlukan kepada yang lain sudah pasti Dia tidak mampu mencipta Allah ini dan tidak mampu mentadbirnya seperti jua makhluk-makhluk, kalaulah Allah memerlukan sifat duduk dan bertempat maka sebelum dicipta Arasy dimanakah Dia? Maha suci Allah dari yang demikian”.
Tamat terjemahan daripada kenyatan Imam Abu Hanifah dari kitab Wasiat beliau.
Amat jelas di atas bahawa akidah ulama Salaf sebenarnya yang telah dinyatakan oleh Imam Abu Hanifah adalah menafikan sifat bersemayam (duduk) Allah di atas Arasy.Kalaulah Allah memerlukan sifat duduk dan bertempat maka sebelum dicipta Arasy dimanakah Dia? Maha suci Allah dari yang demikian”
Allah Ta’ala ada tanpa diliputi oleh arah penjuru, adaNya tanpa bertempat tidak di arasy dan tidak di langit.
Rasulullah bersabda: “allahumma antaddhohirufalaisafauqoka syai wa antalbathinufalaisaduunaka syai”
Maknanya: “Engkau al zohir (setiap sesuatu menunjukan akan wujudNya), tidak ada sesuatu di atasMu, dan engkau Al Batin ( yang tidak dapat dibayangkan), tidak ada sesuatu dibawahMu”.H.R Muslim.
Jadi jikalau tidak ada sesuatu di atasNya dan di bawahNya bererti Allah tidak berada di tempat. Allah Ta’ala ada tanpa diliputi oleh arah penjuru, adaNya tanpa bertempat tidak di arasy dan tidak dilangit Boleh mentakwilkan ayat-ayat Al Quran dan hadis-hadis Nabi yang berbentuk mutasyabihat selagi mana takwil tersebut tidak bercanggah dengan Al Quran dan sejajar dengan bahasa arab
dalilnya :
Rasulullah berdoa kepada Ibnu Abbas dengan doa: "Ya Allah alimkanlah dia hikmah dan takwil Al quran" H.R Ibnu Majah.
(Sebahagian ulamak salaf termasuk Ibnu Abbas mentakwil ayat-ayat mutasyabihah)
Maknanya: "Istawa (استوى seperti yang Allah mensifatkan Zat-Nya, tidak boleh dikatakan bagaimana tentangnya (istawa), dan bagaimana mustahil bagi-Nya" Bagaimana (bentuk) adalah sifat makhluk dan antara sifat makhluk ialah duduk, mendiami, bertempat dan berpihak.
Kata-kata imam Syafei Makhluq Allah ada dua :
1. Benda (jism) atau benda yang bisa dipegang/memiliki volume ex : batu, air, manusia dsb
2. kaif (bagaimananya makhluq, bentuknya makhluq) Exp: duduk, berdiri,berbaring beranak, berlari, tidur, di atas, di bawah, disamping "INGAT ALLAH BERBEDA DGN MAKHLUQ" Jadi Salafi Wahabi Menyamakan Allah dengan Makhluk, Kaif (bentuk, Cara) adalah makhluk.
( Petikan dari Weside Sidogiri )
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
rmaniQQ
ReplyDeleteAyo Main Di Situs Poker Online Terpercaya Yaitu Situs ARMANIQQ
Dengan 9 Permainan 1 User ID (NO BOT) (NO ADMIN) FAIRPLAY Player vs Player 100%
Daftar Dan Mainkan Sekarang
Memiliki Bonus Bonus WOW
• Bonus Turnover mingguan 0.5%(Dibagikan Setiap Minggu)
• Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
Ayo Segera....Mainkan Sekarang Juga
Hanya Minimal Deposit Rp 10.000 Dan Minimal Withdraw Rp 20.000
(Bisa deposit Dengan E-Money OVO,GOPAY,GOJEK)
Siap Melayani 24Jam Non Stop Setiap Hari nya
Link alternatif : armaniqqs.info | winterarmani.club